Sabtu, 31 Juli 2021

Homeschool

 

Homeschool

“Homeschool saja”, setiap membicarakan pendidikan anak-anak, terutama yang sudah tambah besar, itulah kesimpulan saya. Akhirnya memang itulah jalan yang dipilih, bukan karena mengikuti tren, tetapi betul-betul di putuskan setelah cari informasi sana sini, tanya teman, ikut milis tentang sekolah rumah, dan melihat tidak ada yang rasanya memnuhi asa kita dalam mendidik anak.

Mobil antar jemput anak tk, datang dan anak sulung muncul dengan wajah letih, memang karena kita paling jauh dari sekolah maka terpaksa si sulung di antar paling terakhir. Itu pengalaman ketika si sulung pernah masuk sebuah TK. Ketika itu uminya yang masih ragu dengan dunia tanpa sekolah, akhirnya sulung di TK tersebut  hanya  bulan.

“Homeschool”, awalnya rada-rada kurang nyaman juga, menjawab seperti itu, ketika teman-teman, tetangga, bahkan keluarga menanyakan sekolah anak. Apa lagi di sekitar tempat tinggal yang jauh dari kota besar, maka homeschool itu termasuk di luar mainsream yang ada. Tapi akhirnya seiring berjalannnya waktu, hal itu jadi terbiasa.

sekolah

 

Sekolah

Mendengar kata sekolah, maka yang terbayang SD, SMP, SMA, atau MTSN, MAN dan semacamnya. Setelah mencari cari makna sekolah, maka saya berkesimpulan bahwa sekolah itu ya sebuah tempat untuk belajar. Di sekolah, maka murid-murid belajar sesuatu yang sudah di tetapkan, seperti bahasa indonesia, matematika, PMP dan lain-lain. Semua murid harus ikut pelajaran, terlepas apakah senang dengan pelajaran tersebut atau tidak.

Kesimpulan itu juga mendasari keputusan mendidik anak dengan cara yang tidak lazim, bahwa yang penting itu belajar, mau belajar di sekolah, di sawah, di dalam air, di hutan, di mana saja, dan waktunya tidak terikat dengan apapun. Setiap orang harus menjadi pembelajar semala hidupnya, bila mau tetap survive. Terutama belajar hal-hal baru. Ketika pola pikir untuk selalu belajar, maka dia bisa hidup survive dalam kondisi apapun.